Sejarah geologi Gunung Tambora

Pembentukan

Tambora terbentang 340 km di sebelah utara sistem palung Jawa dan 180-190 km di atas zon benam. Gunung ini terletak baik di sisi utara dan selatan kerak lautan.[13] Gunung ini memiliki laju konvergensi sebesar 7.8 cm per tahun.[14] Tambora dianggakan telah. wujud di bumi sejak 57.000 BP (penanggalan radiokarbon standard).[5] Ketika gunung ini meninggi akibat proses geologi di bawahnya, kebuk magma yang besar ikut terbentuk dan sekaligus mengosongkan isi magma. Pulau Mojo pun ikut terbentuk sebagai bahagian dari proses geologi ini di mana teluk Saleh pada awalnya merupakan lembangan lautan (sekitar 25.000 BP).[5]

Menurut penyelidikan geologi, kerucut vulkanik yang tinggi sudah terbentuk sebelum letusan tahun 1815 dengan ciri yang sama dengan bentuk stratovolcano.[15] Diameter lubang tersebut mencapai 60 km.[9] Lubang utama sering kali memancarkan lava yang mengalir turun secara teratur dengan deras ke lereng yang curam.

Sejak letusan tahun 1815, pada bahagian paling bawah terdapat endapan lava dan material piroklastik. Kira-kira 40% dari lapisan diwakili oleh 1-4 m aliran lava tipis.[15] Scoria tipis diproduksi oleh fragmentasi aliran lava. Pada bahagian atas, lava ditutup oleh scoria, tuff dan bebatuan piroklastik yang mengalir ke bawah.[15] Pada gunung Tambora, terdapat 20 kawah.[14] Beberapa kawah memiliki nama, misalnya Tahe (877 m), Molo (602 m), Kadiendinae, Kubah (1648 m) dan Doro Api Toi. Kawah tersebut juga menghasilkan aliran lava basal.

Sejarah letusan

Dengan menggunakan teknik pentarikhan radiokarbon, dinyatakan bahawa gunung Tambora telah meletus tiga kali sebelum letusan tahun 1815, tetapi besarnya letusan tidak diketahui.[16] Perkiraan tarikh letusannya ialah tahun 3910 SM ± 200 tahun, 3050 SM dan 740 ± 150 tahun. Ketiga-tiga letusan tersebut memiliki ciri letusan yang sama. Masing-masing memiliki letusan di lubang utama, tetapi terdapat pengecualian untuk letusan ketiga. Pada letusan ketiga, tidak terdapat aliran piroklastik.

Pada tahun 1812, gunung Tambora menjadi lebih aktif, dengan puncak letusannya terjadi pada April 1815.[16] Besar letusan ini masuk ke dalam skala tujuh Indeks Letupan Gunung Berapi (VEI), dengan jumlah semburan tefrit sebesar 1.6 × 1011 meter padu.[16] Ciri letusannya termasuk letusan di lubang utama, aliran piroklastik, korban jiwa, kerosakan tanah dan lahan, tsunami dan runtuhnya kaldera. Letusan ketiga ini mempengaruhi iklim global dalam waktu yang lama. Aktiviti Tambora setelah letusan tersebut baru berhenti pada tanggal 15 Julai 1815.[16] Aktiviti selanjutnya kemudian terjadi pada Ogos 1819 dengan adanya letusan-letusan kecil dengan api dan bunyi gemuruh disertai gempa yang dianggap sebagai bahagian dari letusan tahun 1815.[6] Letusan ini masuk dalam skala kedua pada skala VEI. Sekitar tahun 1880 ± 30 tahun, Tambora kembali meletus, tetapi hanya di dalam kaldera.[16] Letusan ini membuat aliran lava kecil dan penyemperitan kubah lava, yang kemudian membentuk kawah baru bernama Doro Api Toi di dalam kaldera.[17]

Gunung Tambora masih berstatus aktif. Kubah lava kecil dan aliran lava masih terjadi pada lantai kaldera pada abad ke-19 dan abad ke-20.[1] Letusan terakhir terjadi pada tahun 1967,[16] yang disertai dengan gempa dan terukur pada skala 0 VEI, yang bererti letusan terjadi tanpa disertai dengan ledakan.

Rujukan

WikiPedia: Gunung Tambora http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=10000080&si... http://www.iht.com/articles/2006/03/01/healthscien... http://news.nationalgeographic.com/news/2006/02/02... http://www.peakbagger.com/peak.aspx?pid=11008 http://www.worldislandinfo.com/POPULATV2.htm http://www.zollinger-genealogy.com/FamousZollinger... http://e-publishing.library.cornell.edu:80/Dienst/... http://volcano.und.nodak.edu/vwdocs/volc_images/so... http://www.volcano.si.edu/world/largeeruptions.cfm http://www.volcano.si.edu/world/volcano.cfm?vnum=0...